Wednesday, June 11, 2014

Teori Pertumbuhan Ekonomi



Teori Pertumbuhan Ekonomi
Menurut Schumpeter
Didalam bukunya yang berbahasa jerman pada tahun 1911 teori schumpeter pertama kali dikemukakan, kemudian pada tahun 1934 buku tersebut diterbitkan ke dalam bahasa inggris yang berjudul The Theory of Economic Development.

            Menurut J. Schumpeter, pertumbuhan ekonomi suatu negara ditentukan oleh adanya proses inovasi-inovasi (penemuan-penemuan baru di bidang teknologi produksi) yang dilakukan oleh para pengusaha. Tanpa adanya inovasi, tidak ada pertumbuhan ekonomi.
Inovasi tersebut meliputi memperkenalkan barang-barang baru, mempertinggi efisien cara memproduksi dalam menghasilkan suatu barang, memperluas pasar sesuatu barang ke pasaran-pasaran yang baru, mengembangkan sumber bahan mentah yang baru dan mengadakan perubahan-perubahan dalam organisasi dengan tujuan mempertinggi keefisienan kegiatan perusahaan. Berbagai kegiatan inovasi ini akan memerlukan investasi baru.

Investasi dapat dibedakan  menjadi dua golongan yaitu penanaman modal otonomi dan penanaman modal terpengaruh. Penanaman modal otonomi adalah penanaman modal yang ditimbulkan oleh kegiatan ekonomi yang timbul sebagai akibat kegiatan inovasi.

            Menurut Schumpeter makin tinggi tingkat kemajuan sesuatu ekonomi  semakin terbatas kemungkinan untuk mengadakan inovasi. Maka pertumbuhan ekonomi akan menjadi bertambah lambat jalannya. Pada akhirnya tercapai tingkat “keadaan tidak berkembang” atau “stationary state”. Akan tetapi berbeda dengan pandangan klasik, dalam pandangan schumpeter keadaan tidak berkembang itu dicapai pada tingkat pertumbuhan yang tinggi. Pandangan ini berbeda dengan pandangan klasik. menurut pandangan klasik tingkat tersebut dicapai pada waktu perekonomian telah berada kembali pada tingkat pendapatan subsisten, yaitu pada tingkat pendapatan yang sangat rendah.


Referensi :

Teori Pertumbuhan Ekonomi Bertahap



Teori Pertumbuhan Ekonomi Bertahap
Menurut W.W.Rostow
     Pada tahun 1950–1960 terjadi perang politik yang menyebabkan terjadinya persaingan diantara negara-negara besar untuk mencari pengikut setia di negara-negara yang baru saja merdeka. Oleh karena itu munculah model-model pertumbuhan ekonomi bertahap (stages-of-growth model of development). Tokoh penganjur tahap-tahap pertumbuhan ekonomi yang terkenal adalah W.W.Rostow, menurut beliau masyarakat mempunyai lima buah tahapan ekonomi yang ada, yakni : tahap masyarakat tradisional,tahap pembentukan prasyarat tinggal landas , tahapan tinggal landas, tahap menuju kematangan ekonomi, dan tahap konsumsi masal yang tinggi.

            Tahap-tahap pertumbuhan ekonomi yang linear (mono-economic approach) inilah yang menjadi syarat pembangunan untuk mencapai ‘status lebih maju’. Rostow membagi proses pembangunan ke dalam lima tahapan yaitu:

1. Tahap masyarakat tradisional (the traditional society), dengan karakteristiknya:
  • Merupakan masyarakat yang mempunyai struktur perkembangan dalam fungsi-fungsi produksi yang terbatas
  • Pertanian padat tenaga kerja;
  • Belum mengenal ilmu pengetahuan dan teknologi (era Newton);
  • Ekonomi mata pencaharian;
  • Terdapat suatu batas tingkat output per kapita yang dapat dicapai.
2. Tahap pembentukan prasyarat tinggal landas (the preconditions for takeoff),
yang ditandai dengan:
  • Peningkatan penggunaan modal dalam pertanian;
  • Perlunya pendanaan asing;
  • Tabungan dan investasi meningkat;
  • Terdapat lembaga dan organisasi tingkat nasional;
  • Perubahan seringkali dipicu oleh gangguan dari luar.
  • Merupakan tingkat pertumbuhan ekonomi dimana masyarakat sedang berada dalam proses transisi.
  • Sudah mulai penerapan ilmu pengetahuan modern ke dalam fungsi-fungsi produksi baru, baik di bidang pertanian maupun di bidang industri
3. Tahap tinggal landas (the take-off), yaitu ditandai dengan:
  • Merupakan interval waktu yang diperlukan untuk mendobrak penghalang-penghaang pada pertumbuhan yang berkelanjutan
  • Industrialisasi meningkat;
  • Tabungan dan investasi semakin meningkat;
  • Peningkatan pertumbuhan regional;
  • Tenaga kerja di sektor pertanian menurun;
  • Stimulus ekonomi berupa revolusi politik,
4. Tahap pergerakan menuju kematangan ekonomi (the drive to maturity), ciri-cirinya:
  • Pertumbuhan ekonomi berkelanjutan;
  • Penggunaan teknologi secara meluas;
  • Pembangunan di sektor-sektor baru;
  • Output dapat melampaui pertamabahn jumlah penduduk
  • Barang-barang yang dulunya diimpor, kini sudah dapat dihasilkan sendiri.
  • Tingkat perekonomian menunjukkkan kapasitas bergerak melampau kekuatan industri pad masa take off dengan penerapan teknologi modern
5. Tahap konsumsi-massal yang tinggi (the age of high mass-consumption) dengan:
  • Proporsi ketenagakerjaan yang tinggi di bidang jasa;
  • Meluasnya konsumsi atas barang-barang yang tahan lama dan jasa;
  • Peningkatan atas belanja jasa-jasa kemakmuran
  • Pendapatn riil per kapita selalu meningkat sehingga sebagian besar masyarakat mencapai tingkat konsumsi yang melampaui kebutuhan bahan pangan dasar, sandang, dan pangan.

referensi :
http://mala-only.blogspot.com/2012/01/teori-teori-pembangunan-sebuah-analisis.html

Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik



Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik
Menurut Robert Solow
Robert Solow adalah ahli ekonomi yang memenangkan hadiah nobel pada tahun 1987. Solow berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi akan tercapai jika ada pertumbuhan output. Pertumbuhan output terjadi jika dua faktor input, yakni modal dan tenaga kerja dikombinasikan, sedangkan faktor teknologi dianggap konstan (tidak berubah). Adapun yang tergolong sebagai modal adalah bahan baku, mesin, peralatan, komputer, bangunan dan uang. Dalam memproduksi output, faktor modal dan tenaga kerja bias dikombinasikan dalam berbagai model kombinasi. Sehingga, bisa dituliskan dalam rumus sebagai berikut:
Q = f (C.L)
Keterangan:
Q = Jumlah output yang dihasilkan
f = Fungsi
C = Capital (modal sebagai input)
L = Labour (tenaga kerja, sebagai input)

Rumus di atas menyatakan bahwa output (Q) merupakan fungsi dari modal (C) dan tenaga kerja (L). Ini berarti tinggi rendahnya output tergantung pada cara mengombinasikan modal dan tenaga kerja.
Robert Solow berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan rangkaian kegiatan yang bersumber pada manusia, akumulasi modal, pemakaian teknologi modern dan hasil atau output. Adapun pertumbuhan penduduk dapat berdampak positif dan dapat berdampak negatif. Oleh karenanya, menurut Robert Solow pertambahan penduduk harus dimanfaatkan sebagai sumber daya yang positif.
Model Solow sebagai salah satu model pertumbuhan ekonomi memberikan analisis statis bagaimana keterkaitan antara akumulasi modal, pertumbuhan populasi penduduk, dan perkembangan teknologi serta pengaruh ketiganya terhadap tingkat produksi output. Model ini memberikan jawaban atas pertanyaan mengapa perekonomian di suatu negara bisa tumbuh lebih cepat daripada pertumbuhan ekonomi di negara lain.

Teori yang dicetuskan oleh Robert Solow tentang pertumbuhan ekonomi dimulai dengan melakukan asumsi dasar tentang neoklasikal fungsi produksi dengan decreasing returns to capital. Dimana rates of saving dan pertumbuhan populasi adalah faktor yang eksogenous. Kedua variabel itulah menentukan kondisi steady-state level of income. Karena masing-masing negara memiliki kondisi saving rate dan pertumbuhan populasi yang berbeda, maka berbeda pula tingkat steady state di negara-negera tersebut. Semakin tinggi tingkat saving, semakin kaya negara tersebut. Dan Semakin tinggi tingkat population growth, semakin miskinlah negara tersebut.

Referensi :

Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik



Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik
Menurut Adam Smith
Teori ekonomi klasik mulai berkembang sekitar abad ke 18. Teori klasik muncul pada saat teori liberalisme sedang berkembang. Namun, ada pandangan yang berbeda tentang ekonomi menurut teori klasik. Ekonomi liberal terjadi karena adanya pengaruh dari kemajuan teknologi dan pertambahan penduduk yang sangat meningkat, dengan demikian perekonomian suatu negara akan mengalami permasalahan.
Para ahli ekonomi klasik berpendapat bahwa perekonomian suatu negara dapat tumbuh dan berkembang jika dititikberatkan pada pasar. Kaum klasik lebih menitikberatkan perekonomian pada faktor penentuan harga atau teori harga. Tokoh yang mengemukakan pendapatnya yang berhubungan dengan teori ekonomi klasik  salah satunya adalah Adam Smith (1723-1790).
Adam Smith adalah ahli ekonomi yang menulis buku “The Wealth of Nation” (kemakmuran suatu negara) yang sangat terkenal. Ia merupakan tokoh yang mengemukakan pentingnya sistem ekonomi liberal (bebas), yakni sistem ekonomi yang bebas dari campur tangan pemerintah yang diperkuat dengan semboyan “Laissez Faire, Laissez Passer”. Adam Smith percaya bahwa dengan menggunakan sistem ekonomi liberal (bebas), pertumbuhan ekonomi dapat dicapai secara maksimum. Pertumbuhan ekonomi bisa dicapai dengan melibatkan dua unsur, yaitu:
  1. Pertumbuhan penduduk.
  2. Pertumbuhan output total.

Selanjutnya, pertumbuhan output yang berupa barang dan jasa dipengaruhi oleh tiga komponen, yaitu sumber-sumber alam, tenaga kerja, jumlah persediaan barang.

Agar terjadi pertumbuhan output, sumber-sumber alam harus dikelola oleh tenaga kerja dengan menggunakan barang modal. Sumber-sumber alam sangat penting untuk menentukan pertumbuhan ekonomi, karena sumbersumber alam merupakan batas maksimum output jika sudah dimanfaatkan secara maksimum. Sumber-sumber alam mencapai batas maksimum apabila telah dikerjakan oleh tenaga kerja yang handal dengan menggunakan barang modal yang cukup.

Referensi :