Monday, October 12, 2015

Analisis Artikel Ekonomi



Perbandingan Cadangan Devisa China, India, dan Indonesia
China terus membuktikan diri sebagai raksasa ekonomi baru di Asia dengan membukukan cadangan devisa sebesar USD1,9056 triliun pada akhir September 2008. Bank Sentral China melalui jaringan internet Bank Rakyat China menyatakan, jumlah tersebut meningkat sebesar 32,9% dari tahun sebelumnya dan 25% lebih tinggi dari pada cadangan devisa di akhir 2007. Meski demikian, pernyataan Bank Sentral China menyebutkan, pertumbuhan dari tahun ke tahun (year on year/yoy) masih dinilai rendah jika dibandingkan kuartal I yang mencapai kenaikan hingga 40%. Hal ini sebagai akibat perlambatan ekonomi global yang terjadi sejak sebulan lalu.
Hingga saat ini China masih berada di peringkat pertama yang memiliki cadangan devisa terbesar di dunia. Berdasarkan data yang dikutip dari Reuters, China semakin menjauh dari Jepang yang berada di urutan ke-2. Sementara cadangan devisa Indonesia per akhir Agustus 2008 hanya USD58,356 miliar. Cadangan devisa dunia pada akhir kuartal II tercatat menanjak hingga USD4,4 triliun, dari sebelumnya hanya USD1,5 triliun di awal dekade.
Krisis finansial Amerika Serikat (AS) diprediksi akan memperkuat cengkeraman China pada perekonomian Amerika. Hal ini terjadi karena Beijing kemungkinan akan banyak membeli sekuritas pemerintah AS dengan memanfaatkan cadangan devisanya yang kian menggelembung. China telah menguasai sekuritas AS senilai USD1,3 triliun atau sekitar 70% dari USD1,8 triliun cadangan devisa mereka.
Hal ini memicu kekhawatiran di kalangan politisi AS bahwa penguasaan China yang begitu besar akan menjadikan negara itu sebagai ancaman utama bagi AS. Kendati demikian, para pakar mengatakan China tak mempunyai pilihan lain selain terus membeli aset dengan dominasi dolar.
Hal ini dilakukan untuk mencegah pengurangan pada nilai asetnya, meski mereka mengetahui saat ini AS menghadapi risiko terperosok ke arah perekonomian yang terburuk sejak depresi besar pada dekade 1930-an. "Mereka membutuhkan aset yang likuid dan aman, padahal aset yang demikian tak banyak di bagian dunia lainnya," ujar mantan Kepala Divisi China pada Dana Moneter Internasional (IMF) Eswar Prasad.
Menurut dia, jika China menghentikan pengiriman uangnya ke AS, dolar AS akan mengalami depresiasi atau defisit dengan cepat. Kemudian, dengan defisit neraca berjalan saat ini, tak ada satu pihak pun bersedia membiayai defisit tersebut sehingga dolar akan merosot dan mengikis nilai modal aset mereka. Selama ini, kata dia, ekonomi AS dikelola melalui defisit neraca berjalan yang besar dan itu bisa memperburuk kondisi ekonomi, terkait rencana Washington menyelamatkan Wall Street dari gejolak ekonomi saat ini.
Sementara itu, Direktur pelaksana Merrill Lynch China Liu Erhfei mengatakan, China akan mampu mempertahankan pertumbuhan yang wajar pada atau di atas 8%. Menurut dia, China perlu menjamin pertumbuhan yang berkelanjutan dan menjaga inflasi tetap terkendali untuk mengurangi dampak krisis keuangan global. Hingga saat ini dia mengakui China belum mengalami gejolak seperti yang dihadapi perekonomian negara maju. Liu menambahkan, China memiliki "tugas sederhana", yakni mengatasi inflasi, menstabilkan pertumbuhan, dan meningkatkan permintaan domestik.


Analisis :
Artikel ini terdiri dari 7 paragraf
1.      Paragraf pertama
Dari paragraf pertama diatas, menunjukan bahwa paragraf tersebut memiliki jenis penalaran deduktif. Hal ini ditunjukan dengan adanya kalimat utama “China terus membuktikan diri sebagai raksasa ekonomi baru di Asia dengan membukukan cadangan devisa sebesar USD1,9056 triliun pada akhir September 2008.” dilanjutkan dengan adanya kalimat penjelas yang mendukung kalimat utama tersebut “Bank Sentral China melalui jaringan internet Bank Rakyat China menyatakan, jumlah tersebut meningkat sebesar 32,9% dari tahun sebelumnya dan 25% lebih tinggi dari pada cadangan devisa di akhir 2007.”

2.      Paragraf Kedua
Dari paragraf kedua, menunjukan bahwa paragraf tersebut memiliki jenis penalaran deduktif. Hal ini ditunjukan dengan adanya kalimat utama “Hingga saat ini China masih berada di peringkat pertama yang memiliki cadangan devisa terbesar di dunia.” dilanjutkan dengan adanya kalimat penjelas yang mendukung kalimat utama tersebut “Berdasarkan data yang dikutip dari Reuters, China semakin menjauh dari Jepang yang berada di urutan ke-2.” Kalimat ke-3 dan kalimat ke-4 juga merupakan kalima penjelas yang mendukung pernyataan kalimat utama.

3.      Dari paragraf ketiga, menunjukan bahwa paragraf tersebut memiliki jenis penalaran deduktif. Hal ini ditunjukan dengan adanya kalimat utama “Krisis finansial Amerika Serikat (AS) diprediksi akan memperkuat cengkeraman China pada perekonomian Amerika.” dilanjutkan dengan adanya kalimat penjelas yang mendukung kalimat utama tersebut “Hal ini terjadi karena Beijing kemungkinan akan banyak membeli sekuritas pemerintah AS dengan memanfaatkan cadangan devisanya yang kian menggelembung.” Kalimat ke-3 juga merupakan kalima penjelas yang mendukung pernyataan kalimat utama.

4.      Pada paragraf keempat, terdapat kalimat tidak langsung : para pakar mengatakan China tak mempunyai pilihan lain selain terus membeli aset dengan dominasi dolar.

5.      Di paragraf kelima, terdapat kalimat langsung yaitu pada kalimat : "Mereka membutuhkan aset yang likuid dan aman, padahal aset yang demikian tak banyak di bagian dunia lainnya," ujar mantan Kepala Divisi China pada Dana Moneter Internasional (IMF) Eswar Prasad.

6.      Pada paragraf keenam ini menggunakan pola sebab akibat, terlihat pada kalimat :
Sebab : jika China menghentikan pengiriman uangnya ke AS, dolar AS akan mengalami depresiasi atau defisit dengan cepat
Akibat : sehingga dolar akan merosot dan mengikis nilai modal aset mereka karena tidak ada satu pihak pun bersedia membiayai defisit tersebut.

7.      Terakhir, di paragraf ketujuh terdapat kalimat tidak langsung yaitu pada kalimat :
Direktur pelaksana Merrill Lynch China Liu Erhfei mengatakan, China akan mampu mempertahankan pertumbuhan yang wajar pada atau di atas 8%.

Materi Penalaran



A.    Pengertian Penalaran
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.

B.    Metode dalam Menalar
·        Metode Deduktif
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Penalaran deduktif terbagi menjadi 2, yaitu :
1. Silogisme
Silogisme terdiri dari dua premis dan sebuah kesimpulan. Kedua premis tersebut adalah premis umum (PU) dan premis khusus (PK). 
·         Premis umum : Berupa pernyataan yang menyatakan sebuah kelompok atau kumpulan tertentu yang memiliki ciri atau sifat tertentu.
·         Premis khusus : Berupa pernyataan yang menyatakan salah satu anggota dari suatu kelompok tersebut.
·         Kesimpulan : Kesimpulan yang menyatakan bahwa salah satu anggota kelompok memiliki ciri atau sifat pada kelompok tersebut. 
Maka rumusnya adalah sebagai berikut:
PU : A = B
PK : C = A
K : C = B
Contoh :
PU : Mamalia berkembang biak dengan cara melahirkan anaknya.
PK : Sapi adalah hewan mamalia.
K : Sapi berkembang biak dengan cara melahirkan.
Contoh Paragraf :
Semua hewan mamalia berkembang biak dengan proses mengandung dan melahirkan anak-anaknya. Hal ini dikarenakan mereka memiliki kalenjar susu yang ada pada bagian tubuhnya. Sementara itu, sapi adalah salah satu jenis hewan mamalia berkaki empat. Oleh karena itu, sapi berkembang biak dengan cara melahirkan anak – anaknya.
Macam – macam paragraf silogisme :
1. Paragraf silogisme kategorial
Paragraf ini dikembangkan dengan silogisme kategorial yaitu, silogisme yang premis mayornya berupa kategorial dan menjadi predikat. Sedangkan premis minornya menjadi subjek.
Contoh :
PU : Semua siswa SMA Budi Pekerti mengikuti study tour.
PK : Adit belajar di SMA Budi Pekerti.
K : Adit mengikuti study tour.
Contoh Paragraf :
Tahun ini semua siswa SMA Budi Pekerti akan melaksanakan Study Tour. Mereka akan mengunjungi Bali dan Jakarta. Kebetulan Adit merupakan murid kelas 2 SMA. Dia belajar di sekolah SMA Budi Pekerti. Oleh karena itu, Adit akan mengikuti Study tour ke Jakarta dan Pulau Bali.

2. Paragraf Silogisme Hipotetik
Paragraf ini menggunakan pola silogisme kategorial, yaitu silogisme yang premis mayornya berupa argument atau pendapat.
Contoh :
PU : Apabila besok hujan, saya tidak akan datang.
PK : Hari ini hujan.
K : Hari ini hujan, saya tidak datang.
Contoh Paragraf :
Saya telah berjanji dengannya bahwa apabila hari esok hujan, saya tidak akan datang ke rumahnya. Pada akhirnya, hari ini hujan turun dengan sangat deras. Maka dari itu hari ini saya tidak bisa menepati janji untuk datang kerumahnya.

3. Paragraf silogisme alternative
Paragraf ini dikembangkan dengan pola silogisme alternative, yaitu silogisme yang premis umumnya merupakan sebuah pilihan.
Contoh :
PU : Budi bersekolah di SMA atau SMP.
PK : Budi bersekolah di SMA.
K : Budi tidak bersekolah di SMP.
Contoh Paragraf :
Karena badannya yang besar, orang – orang bingung apakah budi pelajar SMA atau pelajar SMP. Ternyata, budi belajar di SMA Teladan. Oleh karena itu, Budi bukanlah pelajar SMP.

2. Entimen
Entimen merupakan sebuah silogisme yang dipendekan. Jadi entimen adalah kesimpulan dari silogisme. Namun, sebenarnya, entimen ini bukanah paragraf, akan tetapi lebih terlihat seperti sebuah kalimat kesimpulan.
Contoh :
PU : Anak yang sholeh selalu rajin beribadah.                                                          
PK : Ari adalah anak yang sholeh.
K : Ari rajin beribadah.
Entimen : Ari rajin beribadah, karena ia anak sholeh

·        Metode Induktif
Paragraf Induktif adalah paragraf yang diawali dengan menjelaskan permasalahan-permasalahan khusus (mengandung pembuktian dan contoh-contoh fakta) yang diakhiri dengan kesimpulan yang berupa pernyataan umum.
Proses penalaran ini dapat dibedakan menjadi:
1. Generalisasi
Proses generalisasi adalah proses penalaran yang dimulai dari suatu fenomena khusus ke sebuah kesimpulan umum.
Contoh:
Andi selalu mengerjakan tugas dari Ibu guru. Dia juga selalu datang ke sekolah tepat waktu dan tidak pernah sekalipun datang terlambat. Apalagi setiap hari senin, dia selalu datang 30 menit sebelum kelas dimulai untuk melaksanakan tugas piketnya. Andi selalu berpakaian dengan rapih. Dia tidak pernah mengelurakan seragamnya selama di sekolah. Oleh karena itu, bisa dipastikan Andi adalah anak yang sangat rajin.

2. Sebab-Akibat
Sebab akibat adalah proses penalaran yang diawali dari peristiwa-peristiwa khusus yang dianggap sebagai sebab dan diakhiri dengan sebuah kesimpulan yang dianggap sebagi akibat.
Contoh:
Setiap pulang sekolah Ari tidak pernah belajar. Dia lebih suka bermain dengan teman-temannya. Bahkan pada malam harinya dia selalu begadang hingga larut malam. Tak pernah sekalipun dia mengulangi pelajaran yang didapatnya di sekolah. Apalagi untuk mengerjakan Pr. Dia selalu menyalin punya temannya di sekolah. Itulah mengapa Ari tidak naik kelas tahun ini.

3. Analogi
Proses penalaran ini menggunakan perbandingan suatu benda atau peristiwa yang memiliki kesamaan khusus untuk menarik sebuah kesimpulan bahwa salah satu benda atau peristiwa tersebut sama dengan benda atau peristiwa lainnya.
Contoh:
Menanam kedelai seperti merawat seorang anak. Layaknya merawat seorang anak yang membutuhkan kasih sayang dan asupan-asupan bergizi agar anak tumbuh menjadi anak yang kuat dan sehat. Begitu pula dengan menanam kedelai yang memerlukan perhatian khusus seperti cara penanamannya hingga pemberian pupuk sebagai asupan gizi kedelai agar menghasilkan kedelai yang bagus dan berkualitas.

C.     Konsep dan Simbol dalam Penalaran
Penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen.
Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis.
Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.

D.   Syarat-Syarat Kebenaran dalam Penalaran
Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi.
·         Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
·         Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.

Referensi :
http://www.kelasindonesia.com/2015/05/contoh-paragraf-silogisme-dan-entimen-beserta-definisinya.html